ALKITAB MENJAWAB TENTANG SABAT HARI KETUJUH BAGIAN PERTAMA
Bagian pertama
Posted by S. Mara Gd
Kita bertanya
Alkitab menjawab – 1
HARI MINGGU B U K A N HARI TUHAN!
Selama 17 abad lebih, sejak abad ke-4 Masehi, orang Kristen menganggap Hari Minggu adalah hari Tuhan. Padahal sesungguhnya tidak demikian. Sejak zaman Adam hingga Yesus, sejak Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu, hari yang dipilih Tuhan sebagai hari-Nya, adalah hari yang ketujuh, yang perhitungannya dimulai saat matahari tenggelam hari keenam (Jumat) dan berakhir pada saat matahari tenggelam hari ketujuh (Sabtu), atau menurut perhitungan modern dimulai sekitar pukul 18:00 Jumat dan berlangsung hingga 18:00 Sabtu tergantung daerahnya.
1. KAPAN IBADAH HARI MINGGU ITU DIMULAI?
Menurut sejarah, sekitar tahun 120 AD, permusuhan terhadap paham dan praktek Yudaisme dari bangsa Romawi yang berkuasa saat itu, menjadi semakin parah. Pada tahun 132-135AD Kaisar Roma Hadrian menangkap semua orang Yahudi dan memulangkan mereka ke Palestina. Maka untuk mengelakkan diri dari penangkapan dan penyiksaan, orang-orang Kristen di Roma dan Alexandria yang lemah imannya, tidak berani melanjutkan ibadah hari sabat –yang di mata bangsa Romawi termasuk praktek Yudaisme. Agar mereka bisa tetap beribadah, mereka lalu beribadah pada hari pertama dalam minggu tersebut, supaya sama dengan yang dilakukan orang-orang Roma yang menyembah dewa matahari pada hari yang pertama juga.
Pada tahun 312AD Kaisar Constantine dari Roma mengaku menjadi Kristen. Maka pada tanggal 7 Maret 321AD, keluarlah Sunday Law-nya yang pertama:
“On the venerable Day of the Sun let the magistrates and people residing in cities rest, and let all workshops be closed. In the country, however, persons engaged in agriculture may freely and lawfully continue their pursuits; because it often happens that another day is not so suitable for grain-sowing or for vine-planting; lest by neglecting the proper moment for such operations the bounty of heaven should be lost.” (Given the 7th day of March, Crispus and Constantine being consuls each of them for the second time [A.D. 321].)” Source: Codex Justinianus, lib. 3, tit. 12, 3; trans. in Philip Schaff, History of the Christian Church, Vol.3 (5th ed.; New York: Scribner, 1902), p.380, note 1.
“Pada hari Matahari yang dihormati (1) semua pejabat dan rakyat yang tinggal di kota-kota, harus berhenti bekerja, dan semua tempat kerja ditutup. Namun, di pedesaan mereka yang mengerjakan agraria, boleh dengan bebas dan sah melanjutkan pekerjaan mereka; karena sering terjadi hari yang lain tidak cocok untuk menabur benih atau untuk menanam; sehingga dengan mengabaikan saat yang tepat untuk tindakan-tindakan tersebut, kemakmuran yang diberikan langit bisa hilang.” [terjemahannya]
Note (1):Karena sebelum menjadi Kristen, Constantine adalah seorang penyembah dewa matahari, perhatikan pada Sunday Law-nya yang pertama didekritkan tanggal 7 Maret 321AD, dia masih menyebut hari Minggu sebagai “the venerable Day of the Sun” = “hari Matahari yang dihormati”. Jadi jelas bahwa hari Minggu yang sampai sekarang namanya masih tetap SUNday (dalam hampir semua bahasa di Eropa), tadinya adalah hari penyembahan kepada dewa matahari.
Pada tahun 325AD, Constantine ikut mengepalai Konsili Pertama Nicea. Pada tahun 330AD, Constantine memindahkan ibukotanya dari Roma ke Constantinople [Istambul], sehingga meninggalkan tahta di Roma kosong, yang kemudian diserahkan keturunannya kepada Paus Roma sebagai penerusnya. Dengan semakin kuatnya posisi Kepausan, maka pada tahun 336AD, Konsili di Laodecea mengesahkan perpindahan kesucian hari yang ketujuh ke hari yang pertama. Pada tahun 336AD itulah gereja Katolik mengeluarkan 59 Canon Laws. Dan no.XXIX mengatakan:
“Christians must not judaize by resting on the Sabbath, but must work on that day, rather honouring the Lord's Day; and, if they can, resting then as Christians. But if any shall be found to be judaizers, let them be anathema from Christ.” (Percival Translation).
“Orang-orang Kristen tidak boleh mempraktekkan yudaisme dengan berhenti bekerja pada hari sabat, tetapi harus bekerja pada hari itu, sebaliknya menghormati hari Minggu; dan apabila mereka bisa, berhenti pada hari itu sebagai orang-orang Kristen. Tetapi siapa pun yang didapati mempraktekkan yudaisme, biarlah mereka dikucilkan (diekskomunikasi) dari Kristus.”
Jadi jelaslah bahwa ibadah pada hari pertama (hari Minggu/hari Matahari=Sunday),baru terjadi jauh setelah kematian Yesus Kristus di kayu salib.
Menurut Anda, apakah Tuhan berkenan pengikut-pengikutNya mengalokasikan kepadaNya hari yang dulunya (dari zaman Babilon) dialokasikan kepada penyembahan berhala dewa matahari? Hari yang sampai sekarang masih memakai stempel (cap)“matahari” pada namanya (SUNday, Zondag, Sontag, dll.)? Apakah hal ini tidak membuat Tuhan murka? Padahal Tuhan sudah lebih dulu (sejak penciptaan dunia) menentukan memilih hari ketujuh sebagai hari milikNya!
2. DI MANA DISEBUT HARI KETUJUH ITU MILIK TUHAN?
Kel. 20:8-11
“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”
Yes. 58:13-14
Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”
Di seluruh Alkitab, tidak ada satu hari yang lain mana pun yang disebut Tuhan sebagai “hari Sabat TUHAN, hari kudus-Ku;hari Sabat “hari kenikmatan, hari yang mulia". Hari yang ketujuh sudah diklaim Tuhan sebagai milikNya.
Inilah perkataan Tuhan sendiri yang dicatat oleh nabi-nabiNya.
Di seluruh Alkitab Tuhan tidak pernah menyuruh umatNya untuk mengganti hariNya (hari yang ke-7) ke hari yang lain. Walaupun Yesus Kristus bangkit pada hari pertama, Dia tidak pernah mengatakan “Mulai sekarang kalian bersabat pada hari yang pertama.” Tidak pernah ada ayat itu. Bahkan murid-muridNya pun saat mengabarkan injil ke mana-mana, juga tidak pernah menulis bahwa mereka tidak lagi bersabat pada hari ketujuh melainkan pada hari pertama. Tidak ada itu! Dan memang itu tidak pernah terjadi. Bahkan dari surat-surat Paulus kita tahu dia selalu mengajar tentang kebenaran Tuhan pada hari ke-7.
3. ATAS AUTORITAS SIAPA TERJADI PERUBAHAN HINGGA ORANG KRISTEN BERSABAT PADA HARI PERTAMA?
Gereja katolik (satu-satunya gereja pada masa itu) sendiri dalam buku mereka The Converts Catechism of Catholic Doctrine, hal 50, mengakui bahwa :
“We observe Sunday instead of Saturday because the Catholic Church in the Council of Laodicea (AD 336) transferred the solemnity from Saturday to Sunday.” [terj. “Kita memelihara hari Minggu sebagai ganti hari Sabtu karena Gereja Katolik pada Konsili Laodekia (AD 336) telah memindahkan kesucian dari hari Sabtu ke hari Minggu.”]
Dari Roman Catechism cetakan ke-5 th 1976, terjemahan bahasa Inggris oleh pastor J. Donovan, D.D. Domestic Prelate kepada Yang Mulia Gregory XVI, tertulis:
“It pleased the church of God, that the religious celebration of the Sabbath day should be transferred to ‘The Lord’s Day’(Sunday); for as on that day light first shone on the world; so by the resurrection of our Redeemer on that day, who opened to us the gate to life eternal, our life was recalled out of darkness into light; whence also the Apostles would have it named ‘the Lord’s day.’ We also observe in the Sacred Scriptures that this day was held sacred because on that day the creation of the world commenced, and the Holy Ghost was given to the apostles.”
Jadi, gereja Katolik-lah ATAS AUTORITASNYA SENDIRI yang mengubah hari yang disucikan Tuhan dari hari ketujuh ke hari penyembahan dewa matahari!
Jadi bagaimana? Apakah kita seharusnya menurut perintah Tuhan yang diwariskan kepada kita di Alkitab, atau kita memilih untuk melanggar perintah Tuhan dan mengikuti perintah manusia dan menyucikan hari yang didedikasikan kepada dewa matahari?
4. MANAKAH HARI YANG KETUJUH ITU?
Hari ke-7 itu hari Sabtu! Tidak ada bedanya dalam hitungan mingguan antara kalender Yahudi dengan kalender Masehi, karena sama-sama 1 minggu terdiri atas 7 hari. Dan hari yang ke-7 itu adalah hari Sabtu. Kita lihat dari nama hari ke-7 pelbagai bahasa, misalnya:
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Latin (Itali) Sabbatum
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Spanyol Sabado
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Portugal Sabbado
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Itali Sabbato
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Indonesia Sabtu
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Perancis Samedi
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Jerman Samstag
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Rusia Subbota
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Polandia Sobota
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Latin dies Saturni
< !--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bahasa Inggris Saturday
5. SELAMAT OLEH KASIH KARUNIA, BUKAN OLEH PERBUATAN
Efe. 2:8-9
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
For by grace you have been saved through faith, and that not of yourselves; it is the gift of God not of works, lest anyone should boast. [NKJV]
Sebenarnya terjemahan bahasa Indonesia agak rancu. Yang benar adalah
“Sebaboleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman;itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
Inilah ayat pegangan setiap orang Kristen. SANGAT BENAR! Tidak ada satu perbuatan apa pun yang bisa menyelamatkan kita. Kita HANYA DISELAMATKAN OLEH KASIH KARUNIA TUHAN, MELALUI IMAN KITA. Keselamatan itu adalah “pemberian Allah” bukan hasil pekerjaan kita.
Tetapi janganlah karena kita diselamatkan oleh kasih karunia Tuhan lalu diartikan kita bebas berbuat sesuka hati setelahkita diselamatkan.
6. APAKAH PERBUATAN KITA MEMPENGARUHI STATUS SELAMAT KITA?
Yak. 2:26
“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”
Yehez. 24:14
“Aku, TUHAN, yang mengatakannya. Hal itu akan datang, dan Aku yang akan membuatnya. Aku tidak melalaikannya dan tidak merasa sayang, juga tidak menyesal. Aku akan menghakimi engkau menurut perbuatanmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH."
Pengkh. 12:13-14
“Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.”
Yer. 17:10
Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Jelas di sini, Tuhan mengingatkan bahwa perbuatan kita bisa membatalkan status selamat kita. Kesimpulannya:
PERBUATAN KITA TIDAK BISA MENYELAMATKAN KITA
TETAPI
PERBUATAN KITA BISA TIDAK MENYELAMATKAN KITA
7. BUKANKAH “SABAT HARI KETUJUH” ITU HUKUM MUSA YANG SUDAH DIHAPUS YESUS?
BUKAN!
Hukum Sabat hari ke-7 itu adalah hukum yang ke-4 dari 10 HUKUM TUHAN yang ditulis oleh jari Tuhan sendiri pada dua loh batu. Tuhan khusus menulisnya di atas batu, memberikan kesan bahwa itu bersifat permanen. Tulisan di atas batu tidak akan bisa hilang kecuali batunya dipecahkan.
Kel. 31:18 -19
Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.
Kel. 32:15 -16
Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah. Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
Untuk membaca seluruh hukum yang ditulis Tuhan pada kedua loh batu itu, bukalah Keluaran pasal 20. Anda akan mendapatkan hukum tentang sabat hari ketujuh ini pada ayat 8-11.
10 HUKUM TUHAN ini tidak pernah dihapus oleh Yesus. Sepanjang sejarah dunia, itulah satu-satunya hukum yang DITULIS OLEH TUHAN SENDIRI.Sedemikian pentingnya dan sakralnya hukum ini, Tuhan tidak mempercayakan Musa atau nabi yang lain untuk menulisnya, tetapi TUHAN SANG KHALIK, DIALAH YANG MENULIS SENDIRI! Apakah menurut Anda, hukum yang begitu diistimewakan Tuhan ini bisa diganti?
Tidak. Justru inilah standar yang dipakai Tuhan untuk menghakimi perbuatan manusia!(lihat pertanyaan no. 6 di atas)
Selain 10 HUKUM yang ditulis Tuhan, Musa juga disuruh Tuhan menulis hukum-hukum yang diturunkan Tuhan kepadanya ketika dia berada selama 40 hari di atas G. Sinai bersama Tuhan. Ini disebut Hukum Musa, ditulis di gulungan kulit, tidak pada loh batu, dan karena itu sering disebut Kitab Hukum. Sedangkan 10 HUKUM TUHAN tidak pernah disebut “Kitab” karena ditulis di loh batu.
Hukum yang dihapus oleh salib Kristus adalah hukum-hukum yang ditulis oleh Musa yangmengatur tentang hari-hari sabat upacara **) yang merupakan antitipe dari pekerjaan penebusan Kristus (hari raya Passah, hari raya Roti tak Beragi, hari raya Buah Sulung, hari raya Pentakosta, hari raya Nafiri, hari raya Pendamaian, hari raya Pondok Daun). Semua peraturan imamat suku Levi, dan segala peraturan upacara kurban ini berakhir di salib karena semua peraturan itu merupakan lambang/bayangan dari pekerjaan penebusan Kristus. Ketika Kristus Domba Allah yang sejati berseru “Sudah selesai” di atas salib, persis pada jam domba Passah seharusnya disembelih di Bait Allah, tirai Bait Allah pun robek menjadi dua, menandakan berakhirnya fungsi Bait Allah sebagai tempat mempersembahkan kurban untuk dosa. Sejak saat itu manusia tidak perlu lagi memakai hewan domba untuk kurban dosa karena Kristus sudah menjadi kurban bagi dosa kita. Imamat orang Levi sudah digantikan oleh Imamat Yesus Kristus. Itu yang dihapus!
Note:
**)
HARI SABAT ARTINYA HARI ISTIRAHAT, HARI PERHENTIAN, HARI LIBUR KERJA,istilah kita “tanggal merah”.
Di Alkitab ada banyak hari sabat [hari libur kerja/tanggal merah], sama dengan kalender kita.
Hari libur kerja yang pertama diperkenalkan Tuhan adalah hari ketujuh,ketika Tuhan sudah selesai menciptakan langit dan bumi dan semua isinya, dan Tuhan berhenti dan menetapkan hari ketujuh yang pertama-tama itu sebagai hari perhentian. Sejak itu, sepanjang masa, setiap hari yang ketujuh, adalah hari libur kerja, karena itu hari ketujuh dalam satu minggu disebut hari Shabbat (Hebrew: שַׁבָּת, Ashkenazi pronunciation: Shabbos, Yiddish: שאבּעס
Ini kemudian diikuti oleh semua bangsa sehingga hari yang ketujuh dikenal dengan nama Sabbatum [Latin], Sabado [Spanyol], Sabbato [Itali], Sabtu [Indonesia], dll.
Tetapi selain hari yang ketujuh, masih ada hari-hari sabat [hari libur kerja] lainnya. Jadi dalam membaca ayat-ayat di Alkitab, kita perlu teliti, hari libur kerja [hari sabat] yang mana yang dimaksudkan, karena ada hari sabat mingguan (tiap 7 hari) ada hari sabat upacara.
8. BUKANKAH SABAT HARI KETUJUH ITU HANYA UNTUK ORANG YAHUDI?
BUKAN!
Kej 2:2-3
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Sejak awal penciptaan dunia, begitu seluruh ciptaan sudah selesai dijadikan, Tuhan menetapkan hari sabat yang pertama. Waktu itu belum ada bangsa Yahudi. Waktu itu hanya ada Adam dan Hawa, nenek-moyang bangsa manusia.
Adam dan hawa itu bangsa apa? Bangsa Manusia. Yang jelas BUKAN BANGSA YAHUDI, karena bangsa Yahudi baru ada pada waktu Abraham, ribuan tahun kemudian.
Sabat hari ketujuh adalah sabat yang tertua, hari libur kerja yang pertama, yang diperkenalkan Tuhan saat Adam baru berusia 1 hari, saat dunia ini baru berusia 7 hari.
Apakah sabat hari ketujuh ini tidak berlaku bagi kita?
Yah, kecuali kita merasa tidak termasuk bangsa manusia, maka sabat hari ketujuh initidak berlaku bagi kita, karena dia berlaku bagi semua bangsa manusia keturunan Adam.
9. SABAT DIADAKAN UNTUK MANUSIA, BERARTI MANUSIA BOLEH MEMBATALKAN SABAT KALAU MAU?
Mar 2:27-28
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
Ini adalah salah satu ayat yang sering dipakai untuk mendukung pembelaan bahwa sabat (hari ketujuh) sudah tidak mengikat lagi, dengan alasan manusia lebih tinggi derajatnya daripada Sabat Hari Ketujuh, jadi manusia boleh saja membatalkannya.
Tapi ini adalah pengertian yang sama sekali keliru. Coba kita baca ayat itu dengan teliti:
1. “Hari Sabat (1)diadakan (2)untuk manusia”
< !--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->Kata “diadakan” berasal dari kata dasar “ada” yang artinya “eksis”, “berwujud.” “diadakan” artinya “dijadikan ada”.
Jadi sabat [perhentian] hari ketujuh itu dijadikan ada/diciptakan oleh Tuhan untuk manusia.
Karena yang menciptakannya itu adalah Tuhan, maka manusia tidak boleh mengubahnya sesuka hati. Yang berhak mengubahnya hanyalah Tuhan, tetapi karena Tuhan itu tidak pernah berubah, maka peraturanNya pun tidak berubah.
“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.”[Ibr 13:8]
“Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia. Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; dan Allah mencari yang sudah lalu. [Pengkh 3:14-15]
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. [Yak 1:17]
< !--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->“untuk manusia” jelas menunjukkan bagi siapa Hari Sabat itu diadakan. Bukan untuk hewan, bukan untuk bangsa Yahudi saja, tetapi“untuk manusia”. Semua yang masuk golongan manusia. Apakah ada dari antara kita yang merasa tidak termasuk golongan manusia? Bagi yang merasa tidak termasuk golongan manusia, maka Hari Sabat itu memang bukan untuk dia.
2. “dan bukan manusia untuk hari Sabat.”
Kalimat ini menerangkan bahwa manusia-lah yang membutuhkan Hari Sabat. Hari Sabat tidak membutuhkan manusia! Pada proses penciptaan, Tuhan tidak menciptakan Hari Sabat dulu, baru menciptakan manusia untuk hari Sabat. Tetapi justru setelah Tuhan menciptakan manusia, maka Tuhan mengadakan Hari Sabat untuk kepentingan manusia. Andai Tuhan tidak menciptakan manusia, Tuhan tidak perlu menciptakan hari Sabat!
Sabat (hari ketujuh) itu dibutuhkan manusia karena setiap hari yang ke-7 kita diingatkan bahwa kita hanyalah makhluk ciptaan, dan keberadaan dan kesejahteraan kita bergantung seluruhnya kepada Khalik Pencipta kita. Inilah salah satu bentuk ketaatan kita kepada Khalik kita.
Sabat hari ketujuh adalah untuk memperingati event penciptaan dunia. Inilah alasan mengapa setiap hari ke-7, manusia harus berhenti dari pekerjaannya yang rutin, bersujud dan menyembah Tuhan, karena Dia-lah yang menciptakan kita, Dia-lah yang patut kita sembah.
3. “Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.’"
Nah, di sini jelas Yesus yang mengklaim bahwa Dia-lah Tuhan atas hari Sabat.
Bukan manusia yang menjadi tuan atas hari Sabat, oleh sebab itu manusia tidak boleh sesuka hatinya mengubah harinya!Tetapi Tuhan Yesus sendiri-lah yang memiliki hari Sabat itu.Dialah Tuhan atas hari Sabat.
Sekali lagi di sini jelas, hari Sabat itu bukan punya kita, jadi kita tidak boleh berbuat sesukanya dengan hari itu. Hari Sabat itu kepunyaan Tuhan. Mark. 2:28 ini dengan jelas mengatakan demikian. Begitu juga Kel. 20:10
“tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu;maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.”
Andai Sabat hari ketujuh itu sudah dihapus, bagaimana Yesus bisa berkata Dia-lah Tuhan atas hari Sabat? Bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan atas sesuatu yang tidak berlaku atau tidak eksis? Memangnya Tuhan Yesus itu Tuhan atas sesuatu yang omong kosong? Ayat ini saja sudah meneguhkan bahwa Sabat hari ketujuh itu TETAP EKSIS! Dan Tuhannya adalah Yesus Kristus sendiri,yang menciptakannya.
Kesimpulan:Mar.2:27-28 sama sekali tidak memberi manusia wewenang untuk mengubah hari Sabat. Ayat ini justru meneguhkan, bahwa kita sebagai bangsa manusia diberi Hari Sabat oleh Tuhan supaya kita peliharakan, karena hari Sabat itu milik Tuhan, Yesus-lah Tuhan atas hari Sabat. Kalau kita bilang kita mencintai Yesus, tentunya kita menghormati apa yang diklaim sebagai milikNya.
10. SEPULUH HUKUM KAN SUDAH DIGANTI DENGAN “THE GOLDEN RULES”?
Mat. 22:37-40
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Mat. 22:37-39 dikenal dengan sebutan “The Golden Rules” dan sering dijadikan alasan orang Kristen modern untuk melupakan 10 HUKUM TUHAN. Bukankah oleh Kristus ke-10 Hukum itu sudah disingkat menjadi 2 ini saja?
TIDAK!
Yesus tidak menghapus 10 Hukum, tetapi Dia merangkum ke-10 Hukum itu menjadi 2 hukum besar.Dia membagi ke-10 Hukum itu menjadi 2 kelompok:
(1) yang satu menyangkut hubungan kita dengan Tuhan
(2) yang kedua menyangkut hubungan kita dengan sesama manusia.
Bagaimana menurut Tuhan kita seharusnya mencintai Tuhan dengan seluruh hati dan akal budi kita?Apa pedomannya? Apa setiap orang boleh menjabarkannya sesuka hatinya sendiri? Kalau begitu setiap orang bisa punya standar yang berbeda.
Bagaimana menurut Tuhan kita seharusnya mencintai orang lain? Sudah pasti Tuhan tidak akan membiarkan setiap orang menentukan sendiri standarnya.
Karena itu Tuhan memberi keterangan dengan berkata: “Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Apa maksudnya?
Artinya, seluruh hukum Taurat (pada waktu Yesus berkata ini Dia belum disalib, sehingga seluruh hukum Taurat termasuk Taurat Musa masih berlaku) dan kitab para nabi (= kitab Perjanjian Lama) tergantung, atau istilah kita sekarang: “attached” kepada kedua Golden Rules itu.
Kalau kita menerima surat atau email dengan tulisan“attached”, apakah yang di-attached-kan itu tidak berlaku atau tidak berarti? Andai tidak berlaku dan tidak berarti, tentu tidak perlu di-attached-kan, bukan? Justru karena di-attached kepada surat itu, berarti ada maknanya, berlaku, penting, harus dibaca, harus ditindaklanjuti.
Hukum yang pertama: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.” Cara pelaksanaannya terdapat di:
Kel. 20:2-11
"Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
(1) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
(2) Jangan membuat bagimu patungyang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya,sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
(3)Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
(4)Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Beginilah Tuhan minta kita mencintaiNya, yaitu dengan melakukan hukum ke-1 hingga ke-4 dari 10 HUKUMNya.
Sedangkan“hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”Cara pelaksanaannya terdapat di:
Kel. 20:12-17
(5) Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
(6) Jangan membunuh.
(7) Jangan berzinah.
(8) Jangan mencuri.
(9) Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
(10)Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."
Beginilah – menurut standar Tuhan –kita mencintai sesama manusia.
Kesimpulannya: The Golden Rules itu hanyalah rangkuman atau judul [titel], atau sinopsis dari seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Juklak pelaksanaan dari “the Golden Rules” ini terdapat di hukum Taurat dan Kitab para Nabi. The Golden Rules sama sekali tidak menghapus 10 Hukum Tuhan.
The Golden Rules ini sendiri bisa disimpulkan lagi dengan hanya satu kata, yaitu KASIH. Itulah Hukum Tuhan. Hukum Kasih.
1 Yoh. 4:8
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab ALLAH ADALAH KASIH.”
11. APAKAH “KASIH” ITU?
Yoh. 14:15
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
1 Yoh. 2:5
Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
12. APA KATA KITAB PERJANJIAN BARU TENTANG HUKUM TUHAN?
Yoh. 14:15
Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
If ye love me, keep My Commandments.
Yak. 1:25
Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
Mat.19:17
Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."
1 Yoh. 2:3-6
“Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Yoh. 15:10
“Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Jadi, “mengasihi”Yesus adalah “menuruti perintah-perintahNya”, bukan malah melanggar hukum-hukumNya.
13. BUKANKAH YESUS SUDAH MENGGENAPI SEMUA HUKUM SEHINGGA KITA TIDAK USAH LAGI MELAKUKANNYA?
BUKAN!
Mat. 5:17-19
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku [Yesus] datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Kata“menggenapi” di sini, bahasa Inggrisnya adalah “to fulfil” bukan “to end”. “Menggenapi”artinya memenuhi semua yang sudah dijanjikan. Sama sekali tidak mengandung arti“menghapus” atau “melenyapkan”.
Kita lihat dalam dua contoh berikut (ada banyak, baca seluruh Matius pasal 5 dan 6). Yesus memberikan pemahaman baru kepada hukum “Jangan membunuh” dan “Jangan berzinah”.
Mat. 5:21-22
“Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.”
Mat 5:27-28
“Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”
Yesus TIDAK mengajarkan ajaran baru. Tetapi Yesus memperkenalkan PEMAHAMAN BARU kepada hukum-hukum [dan ajaran-ajaran] yang sudah ada, tetap ajaran yang dulu, yang hanya dimengerti secara jasmani, sekarang Yesus memperkenalkan pengertian secara rohani.Itulah yang dimakksud dengan “menggenapi” di sini.
Jika kita membaca seluruh Matius pasal 5 dan 6, kita akan mendapatkan bahwa YESUS TIDAK DATANG UNTUK MENGHAPUS ATAU MEMBATALKAN HUKUM, melainkan DIA JUSTRU MENEGUHKAN HUKUM! Suatu pelanggaran yang dulu baru dihitung dosa setelah ada tindakan, sekarang kata Yesus, sudah dihitung dosa saat masih di dalam hati, sebelum ada tindakan apa pun. Yesus justru menegaskan Hukum bukan lagi HANYA dipatuhi secara fisik, yang kelihatan mata, tetapi HARUS SECARA MENTAL, MULAI DARI HATI!
Hukum yang dulu hanya dijalankan secara lahiriah, sekarang Yesus berkata, hukum itu sebenarnya harus dijalankan secara rohaniah. Kalau dulu di zaman Perjanjian Lama hanya dilakukan separo, sekarang diajarkan Yesus untuk dilakukan SECARA SEMPURNA. Itulah yang dimaksud dengan “menggenapi.”
Yes. 42:21
The LORD is well pleased for His righteousness' sake; He will magnify the law, and make it honourable.
TUHAN berkenan menyelamatkan; Ia ingin hukum-Nya dihormati dan diagungkan. (ABS)
Kata “magnify”sebenarnya berarti “menjadikan lebih besar”, ibarat orang melihat lewat kaca pembesar, tulisan yang tadinya kecil-kecil, menjadi terlihat lebih besar dan jelas.
14. BUKANKAH YESUS DAN MURID-MURIDNYA PUN MELANGGAR SABAT HARI KETUJUH, BERARTI SABAT SUDAH TIDAK BERLAKU LAGI?
BUKAN! Kisahnya bisa dibaca di:
Matius 12:1-8
Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Yang mengatakan murid-murid Yesus melanggar sabat adalah orang-orang Farisi. Tuduhan itu dijawab sendiri oleh Yesus di ayat ke 7, bahwa murid-muridNya itu tidak bersalah. Dan di ayat ke-8, Yesus secara sarkastis mengatakan, Dia-lah Tuhan atas hari Sabat, dengan kata lain Dia yang menciptakannya, maka sudah jelas Dia-lah yang paling tahu bagaimana kesucian hari Sabat itu harus dipelihara menurut kehendakNya! Jelas bukan seperti yang diajarkan orang-orang Farisi.
Sesungguhnya tidak ada larangan untuk makan pada hari sabat. Bagi mereka yang ada di rumah pada waktu makan, tentunya makanan untuk sabat sudah disiapkan sebelumnya. Tetapi bagi murid-murid Yesus yang bepergian terus mengikuti Sang Guru, maka tidak ada orang yang menyiapkan makanan/bekal untuk mereka. Jika pada hari-hari lain mereka bisa membeli makanan, tetapi justru karena hari itu mereka menghormati hari sabat, mereka tidak membeli makanan mereka.Jadi mereka memetik gandum untuk dimakan. Itu sah-sah saja. Apa bedanya mengambil roti dari atas meja dan memasukkannya ke dalam mulut dengan memetik bulir gandum di ladang lalu memasukkannya ke dalam mulut? Lain halnya kalau mereka memetik gandum, lalu dikumpulkan dan dijual. Itu baru namanya melanggar kesucian hari sabat.
Yesus berkata demikian sebagai teguran kepada orang-orang Farisi yang telah membuat peraturan-peraturan tambahan sehingga hari sabat itu sedemikian beratnya dan menjadi beban. Orang-orang Farisi ini mengira bahwa jika hukum Tuhan itu dibuat semakin berat, maka bagi yang bisa melaksanakannya, pastilah dia mendapat pahala terbesar. Mereka tidak mengerti bahwa melaksanakan hukum Taurat tidaklah menyelamatkan mereka. Mereka tidak mengerti konsep iman Abraham. Mereka justru tidak punya iman.Mereka menolak Mesias yang ada di depan mereka karena mereka tidak punya iman.
Luk. 12:1
“… Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.”
Luk. 11:46
Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun.”
Mat. 23:13
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.”
Jadi apakah teori-teori orang Farisi ini benar?
Mat. 5:20
“Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu [NKJV: righteousness = kebenaran] tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
Menurut sejarah, setelah penghancuran Jerusalem dan Bait Allah yang pertama oleh orang-orang Babilon pada zaman Nebukadnesar, dan orang-orang Yahudi kemudian kembali ke tanah air mereka pada tahun 457BC, para imam dan ahli-ahli kitab mereka begitu takut umat Yahudi akan menyeleweng dari Tuhan lagi dan mengakibatkan mereka ditumpas dan ditawan musuh lagi, maka mereka berusaha mendidik umat Yahudi menjadi uumat yang benar-benar patuh kepada hukum-hukum Tuhan. Dari saat itulah mereka menciptakan peraturan-peraturan tambahan yang sangat ketat mengenai pemeliharaan sabat hari ketujuh, yang sangat memberatkan dan menyebabkan hari ketujuh ini bukan lagi “hari kenikmatan” (Yes. 58:13-14). Inilah yang disalahkan oleh Yesus. Inilah mengapa Yesus berkata bahwa “Dialah Tuhan atas hari Sabat”, jadi cara menguduskan hari Sabat itu harus sesuai yang diajarkanNya, bukan menurut segala peraturan yang ditambahkan para imam dan ahli kitab orang Yahudi.
bersambung ke bagian kedua
Posted by S. Mara Gd
No comments:
Post a Comment