KASIH KARUNIA VERSUS PENURUTAN
Ketika pertama kalinya Adam dan Hawa bernapas begitu mereka selesai diciptakan, mereka SEPENUHNYA HIDUP OLEH KASIH KARUNIA TUHAN. Tidak ada kuasa lain kecuali KASIH KARUNIA TUHAN yang menghidupkan mereka. Mereka jelas tidak bisa hidup karena usaha mereka sendiri. Mereka diciptakan dengan sempurna, diberi bentuk, diberi rangka, diberi daging, diberi kulit, dan dilengkapi dengan organ-organ, pembuluh-pembuluh darah dan saraf-saraf, otak, kelenjar-kelenjar, dll. dan setelah itu diberi napas. Semua itu datang dari Tuhan. Manusia sendiri tidak punya kontribusi apa-apa.
Dan hiduplah manusia.
Setelah manusia hidup, Tuhan meletakkan dasar-dasar kehidupannya. Apa yang diberi Tuhan kepada manusia yang baru jadi ini? Tuhan memberikan DUA HUKUMNYA.
1. Hukum untuk memelihara kekudusan setiap hari yang ketujuh. Ini merupakan hukum yang pertama diperkenalkan Tuhan kepada manusia, pada saat Adam baru hidup satu hari.
Kejadian 2:3
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Di ayat ini memang tidak terbaca perintah gamblang dari Tuhan kepada Adam untuk memelihara hari yang ketujuh. Tetapi dari kata-kata “Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya”, itu jelas bahwa Allah memberkati dan mengkhususkan hari yang ketujuh itu demi manusia. Mengapa?
a) Karena sudah pasti Allah MEMBERKATI HARI YANG KETUJUH itu bukan untuk DiriNya Sendiri, karena Allah Sendiri adalah sumber segala berkat. Allah tidak membutuhkan berkat yang lain lagi dari DiriNya Sendiri.
Jadi untuk siapa Allah memberkati hari yang ketujuh?
UNTUK MANUSIA!
Siapa yang akan menikmati berkat hari yang ketujuh?
MANUSIA!
b) Lalu untuk apa Allah MENGUDUSKAN HARI YANG KETUJUH? Karena Allah sendiri itu kudus. Dan dengan menguduskan hari yang ketujuh, Allah menyatakan kepada Adam, bahwa khusus hari yang ketujuh itu adalah milik Allah! Karena itu hari yang ketujuh disendirikan dan dikuduskan oleh Allah. Hari yang pertama hingga hari keenam, tidak dikuduskan oleh Allah, dan itu adalah milik manusia. Tetapi hari yang ketujuh, karena sudah dikuduskan oleh Allah, maka hari itu sudah diklaim oleh Allah sebagai hari milikNya.
Jadi INILAH HUKUM YANG PERTAMA yang diberikan Tuhan kepada Adam pada waktu Adam baru hidup satu hari.
Supaya tidak ada salah paham, dan supaya manusia lebih percaya, Yesus menegaskan hal ini sekali lagi ketika Dia hidup di dunia:
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." (Markus 2:27-28)
Jelas Yesus menegaskan bahwa sabat hari ketujuh itu diciptakan untuk manusia. Siapa yang menciptakan? Allah! KALAU ITU DICIPTAKAN OLEH ALLAH UNTUK MANUSIA, BERARTI ITU KARUNIA, bukan? Jadi, SABAT [HARI PERHENTIAN] HARI KETUJUH ITU ADALAH KARUNIA ALLAH YANG PERTAMA KEPADA ADAM, KEPADA MANUSIA.
Dan Yesus juga sangat jelas menyatakan klaimNya atas hari yang ketujuh itu dengan menyebutkan “Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” Sebenarnya kata yang diterjemahkan “Tuhan” di sini, berasal dari kata κῦρος : kuros (supremacy); supremein authority, that is, (as noun) controller; by implication Mr. (as a respectful title): - God, Lord, master, Sir. (G2962)
yang lebih tepat diterjemahkan “penguasa” atau “majikan/tuan”. Kan sabat hari ketujuh itu bukan makhluk hidup, jadi tidak bisa ber-Tuhan. Jadi pemahamannya adalah “Anak Manusia adalah juga penguasa/tuan atas hari Sabat.”
2. Hukum yang kedua yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah HUKUM PENURUTAN.
Kej. 2:16
“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: ‘Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.’"
Benar, topiknya adalah tidak boleh makan buah pohon pengetahuan, tetapi hukum yang diberikan adalah hukum penurutan. Artinya, jika manusia menurut, dia akan selamat. Jika tidak menurut, “pastilah engkau mati.”
Jadi, kalau kita lihat dari histori/sejarah paling awal kehidupan manusia ini, kita menyimpulkan bahwa:
1. Tuhan pertama memberikan kasih karunia dengan memberi hidup kepada manusia supaya manusia bisa menikmati hidup bersama Tuhan.
2. Kedua, Tuhan juga memberikan kasih karunia dengan menciptakan sabat hari ketujuh bagi manusia supaya manusia bisa menikmati berkat-berkat hari khusus itu.
3. Ketiga, Tuhan memberikan hukum penurutan sebagai pilihan kepada manusia. Manusia berhak dan berdaulat 100% menentukan masa depannya sendiri. Jika manusia memilih menurut hukum Tuhan, maka dia boleh terus hidup bersama Tuhan. Tetapi kapan saja manusia tidak mau lagi hidup bersama Tuhan, dia punya kebebasan untuk mengakhiri hubungan dekatnya dengan Tuhan dengan memilih mati. Karena Tuhan sudah memberikan keterangan yang sangat jelas ketika menurunkan hukum penurutan ini. Yang melanggarnya, akan mati. Dan mati yang dimaksudkan adalah kematian yang kekal.
SEKARANG KITA LIHAT KEHIDUPAN KITA DI ZAMAN KITA INI SEKARANG VERSUS KEHIDUPAN ADAM.
1. Tuhan sudah memberikan kasih karunia kepada kita dengan memberi kita hidup kekal lewat penebusan Yesus Kristus. Kita yang tadinya automatis ikut mati karena pilihan Adam (Adam memilih mati karena dia melanggar hukum penurutan, bukan?), sekarang hukuman mati itu sudah ditanggung oleh Yesus, sehingga kita yang mau menerima Yesus sebagai Penebus kita, tidak usah menanggung hukuman mati [kekal] sendiri lagi. Kita terbebas dari konsekuensi yang dibuat oleh Adam. KARUNIA PEMBEBASAN INI ADALAH 100% OLEH KASIH KARUNIA ALLAH. KITA TIDAK BERBUAT APA-APA YANG LAYAK UNTUK MENERIMANYA. Sama ketika Tuhan menciptakan Adam, 100% adalah kasih karunia Tuhan, Adam tidak berbuat apa-apa. Tuhan mengaruniakan hidup kekal ini kepada kita gratis. Kita tidak perlu melakukan apa-apa. Kita tinggal menerimanya saja. Kalau kita mau menerimanya dengan iman, maka karunia penebusan ini menjadi milik kita. Semudah itu.
Apa makna penebusan ini sebenarnya?
KITA DIKEMBALIKAN KE STATUS ZERO.
Artinya?
Kita yang tadinya tidak punya hak pilih karena mau tidak mau harus ikut mati gara-gara pilihan Adam, sekarang HAK PILIH KITA DIKEMBALIKAN. KITA DIBERI HAK UNTUK MENENTUKAN MASA DEPAN KITA SENDIRI.
Kita boleh memilih sendiri untuk hidup bersama Tuhan, atau mati tanpa Tuhan. Berarti PILIHAN SEKARANG ADA DI TANGAN KITA SENDIRI.
2. Dengan mengembalikan kita ke STATUS ZERO, sama seperti status Adam sewaktu di taman Firdaus dulu, kita juga diberi Hukum oleh Tuhan. HUKUM SABAT HARI KETUJUH YANG DAHULU DIKARUNIAKAN KEPADA ADAM, SEKARANG MENJADI WARISAN KITA JUGA. Hari ketujuh yang dahulu sudah diberkati dan dikuduskan oleh Tuhan, harus kita pelihara juga, karena Tuhan tidak pernah mencabut pemberkatan dan pengudusanNya atas hari yang ketujuh ini. Jika kita menerima status zero Adam, kita juga harus menerima kewajiban untuk memelihara kekudusan hari yang ketujuh ini sama seperti Adam dulu.
3. Demikian pula hukum penurutan yang dahulu disodorkan Tuhan kepada Adam, sekarang KITA PUN DISODORI HUKUM PENURUTAN OLEH TUHAN. Rumusnya sama dengan yang diberikan kepada Adam: menaati berarti bisa terus hidup bersama Tuhan, melanggar berarti mati tanpa Tuhan.
Jadi, apakah orang Kristen yang sudah menerima Yesus sebagai Penebusnya, masih dikenai hukum penurutan? Apa tidak cukup hanya menerima kasih karunia Tuhan dan selamanya selamat?
Jelas masih!
JUSTRU BAGI MEREKA YANG SUDAH DISELAMATKAN, BARULAH HUKUM PENURUTAN INI BERLAKU!
Bagi mereka yang tidak/belum menerima penebusan Yesus, hukum penurutan ini tidak berlaku. Toh mereka masih ada di status mati kekal. Mereka tidak perlu diberi hukum penurutan karena mereka memang tidak ikut Tuhan, jadi tidak usah menuruti Tuhan.
Cuma, kalau dulu Adam hanya diberi dua hukum sewaktu di taman Firdaus karena pada waktu itu manusia masih suci, belum terpolusi oleh dosa, dan tidak mengenal kejahatan, kita sekarang beda. Kita yang hatinya sudah terpolusi dosa, hidup di lingkungan penuh dosa, kita butuh lebih banyak hukum untuk memagari kita dari kehidupan penuh dosa. Karena itu, kalau kepada Adam hanya diberi dua hukum, kepada KITA DIBERI 10 HUKUM!
Larangan makan pohon pengetahuan sudah dicabut bagi kita karena pohon itu sudah tidak ada lagi di dunia ini; tetapi hukum memelihara kesucian hari ketujuh itu tetap berlaku, karena setiap satu minggu, kita akan bertemu dengan hari yang ketujuh!
Selain itu, Tuhan menambahkan 9 Hukum yang lain, dan semua itu ditulis oleh jari Tuhan Sendiri pada dua loh batu, yang kita kenal dengan nama SEPULUH HUKUM [PERINTAH] TUHAN. Lengkapnya silakan baca di Keluaran 20:1-17.
Jadi, sekali lagi, sama seperti Adam, penurutan kita pada HUKUM TUHAN, bukanlah syarat Tuhan memberi kita hidup [kekal]. Sama seperti kepada Adam, Tuhan JUGA SUDAH MEMBERI KITA HIDUP KEKAL (MENGEMBALIKAN KITA KE STATUS ZERO) sebelum kita berbuat apa-apa, sebelum kita menuruti Hukum Tuhan. Bahkan sebelum kita mengenal Yesus, Dia sudah mati untuk menebus kita, dan membebaskan kita dari hukuman mati yang kita warisi dari Adam.
Lalu untuk apa kita harus patuh pada Hukum Penurutan?
Mematuhi Hukum Penurutan membawa kita DARI STATUS ZERO KE STATUS SELAMAT HINGGA AKHIR.
Teman-teman, setiap hari kita hidup, kita dihadapkan pada pilihan, untuk patuh pada Hukum-Hukum Tuhan atau tidak. SETIAP KEPUTUSAN YANG KITA AMBIL UNTUK PATUH ATAU TIDAK KEPADA HUKUM-HUKUM TUHAN INI, MENGGESER STATUS ZERO KITA, APAKAH KEPUTUSAN ITU MEMBAWA KITA LEBIH DEKAT KEPADA TUHAN, LEBIH PASTI MASUK PELUKAN TUHAN, ATAU MEMBAWA KITA MENJAUHI TUHAN DAN LEBIH BESAR RESIKONYA HILANG DARI TUHAN. Tuhan menunggu kita dengan sabar. Tapi kita sendiri yang harus mengambil langkah-langkah untuk menapak di jalan kebenaran yang menuju kepadaNya. Jika kita membalikkan tubuh dan mengambil jalan yang berlawanan, maka kita mengulangi sejarah Adam, dan kita akan kehilangan segalanya.
Semoga renungan ini bermanfaat untuk hidup kita.
Amin.
27 Apr. 13
No comments:
Post a Comment